#697

Bimbingan Quality and Patient Safety Akreditasi JCI

Tanggal Posting : 26 September, 2019

OPD Penanggung Jawab : RSUD ABDUL WAHAB SYAHRANIE
Penanggung Jawab : RSUD AWS
Jenis Informasi : Pelatihan
Bentuk Informasi : Informasi Teks
Kategori Informasi : Informasi berkala
Deskripsi :

Bimbingan Quality and Patient Safety Akreditasi JCI

Dalam rangka menuju akreditasi Joint Commission International (JCI), RSUD Abdul Wahab Sjahranie giat melakukan bimbingan teknis terkait akreditasi internasional. Salah satu lembaga akreditasi internasional rumah sakit yang telah diakui oleh dunia adalah Joint Commission International (JCI). Proses akreditasi dilakukan oleh lembaga independen yang memiliki kewenangan untuk memberikan penilaian tentang kualitas pelayanan di suatu rumah sakit.

Bimbingan pertama dalam workshop persiapan akreditasi JCI telah dilaksanakan pada 21 – 23 Agustus 2017. Sedangkan bimbingan kedua telah diselenggarakan pada 9 – 12 Oktober 2017 di Ballroom Rembulan RSUD AWS, bimbingan ini berupa pelatihan pengumpulan data, analisa dan validasi untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit dan implementasi manajemen resiko di rumah sakit. Setiap rumah sakit memiliki fokus pada keselamatan pasien (patient safety), yang berkewajiban untuk mengindentifikasi dan mengendalikan segala risiko strategis dan operasional yang penting.

Ada tiga materi pelatihan yaitu pertama, peningkatan mutu yang ditinjau dari penetapan indikator mutu rumah sakit dan indikator mutu unit pelayanan. Pengumpulan data mutu dan peningkatan mutu rumah sakit. Kedua, materi patient safety melalui insiden keselamatan pasien dan proses RCA (Root Cause Analysis). Ketiga, manajemen resiko sebagai usaha peningkatan mutu rumah sakit melalui reduksi potensi bahaya. 

Manajemen risiko berkaitan dengan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dan kepada pencapaian sasaran mutu rumah sakit.  Area risiko ini mencakup seluruh area di rumah sakit seperti manajerial, fungsional, pelayanan, dan area klinis lainnya. Rumah sakit perlu menjamin berjalannya sistem untuk mengendalikan dan mengurangi risiko. Selama pelatihan berlangsung, seluruh peserta diajak untuk mendeteksi risiko dengan mengindetifkasi risiko terlebih dahulu, risiko klinis maupun non klinis.

Menurut dr. Arjaty “kita (rumah sakit) yang proaktif mengindentifikasi apa saja bahaya-bahaya yang ada disekeliling kita yang severity-nya tinggi, yang sering terjadi. Ketika dia (bahaya/resiko) kita tidak bisa mendeteksi. Itulah, kita pasang pengamannya. Ini yang kita sebut dengan proaktif.  

Bimbingan teknis ini diikuti oleh seluruh kelompok kerja (pokja) serta kepala instalasi, kepala ruangan rawat inap, case manager, dan Komite PMKP di RSUD AWS. Kedua bimbingan tersebut dilakukan oleh pendamping perwakilan JCI di Indonesia, yaitu dr. Arjaty Daud, MARS. Tujuan utamanya cuma satu yaitu, patient safety, pasien yang datang kepada kita adalah amanah. Perlakukanlah pasien, sebagaimana kita ingin diperlakukan” sambung dr. Arjaty memberi penutup pelatihan.  

Sebagai wakil direktur, dr. David Hariadi Masjhoer, SpOT, FICS “menyampaikan semoga semangat kita dapat diteruskan untuk perbaikan dan persiapan kita dalam menghadapi akreditasi JCI”. (kdv/ry) 

 

Detail Informasi : Link 0 kali diakses